Populasi Ternak Ruminansia Di Bbpkh Cinagara

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara

Populasi ternak adalah jumlah keseluruhan hewan ternak yang dipelihara di suatu wilayah dalam periode tertentu. Hewan ternak ini bisa termasuk sapi, kambing, domba, ayam, bebek, babi, kuda, dan lainnya, tergantung pada fokus peternakan di daerah tersebut. Data populasi ternak biasanya digunakan untuk : 1) menilai ketersediaan sumber pangan asal hewani (daging, susu, telur), 2) merencanakan program kesehatan hewan dan pengendalian penyakit, 3) membantu perencanaan ekonomi di sub sektor peternakan, dan 4) memantau perkembangan atau penurunan produksi ternak.

Artikel Selengkapnya :

https://web.bbpkh.id/tikcer/populasi-ternak-ruminansia-di-bbpkh-cinagara/#flipbook-df_4780/1/ 

POPULASI TERNAK RUMINANSIA DI BBPKH CINAGARA

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara)

 

Gambar 1. Ternak Ruminansia BBPKH Cinagara

(Sumber: Koleksi Pribadi)

 

Populasi ternak adalah jumlah keseluruhan hewan ternak yang dipelihara di suatu wilayah dalam periode tertentu. Hewan ternak ini bisa termasuk sapi, kambing, domba, ayam, bebek, babi, kuda, dan lainnya, tergantung pada fokus peternakan di daerah tersebut. Data populasi ternak biasanya digunakan untuk : 1) menilai ketersediaan sumber pangan asal hewani (daging, susu, telur), 2) merencanakan program kesehatan hewan dan pengendalian penyakit, 3) membantu perencanaan ekonomi di sub sektor peternakan, dan 4) memantau perkembangan atau penurunan produksi ternak.

Ruminansia adalah kelompok hewan mamalia pemakan tumbuhan yang memiliki sistem pencernaan khusus dengan lambung yang terbagi menjadi beberapa bagian (biasanya empat). Hewan ini mencerna makanannya melalui proses memamah biak, yaitu makanan yang sudah ditelan akan kembali ke mulut untuk dikunyah lagi sebelum dicerna sepenuhnya. Contoh hewan ruminansia adalah sapi, kerbau, kambing, domba, dan rusa.

Lambung ternak ruminansia terdiri dari empat bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum, yang masing-masing berperan dalam memecah pakan berserat tinggi seperti hijauan, baik rerumputan (gramineae) maupun kekacangan (leguminoseae).

 

A. POPULASI RUMINANSIA BESAR (SAPI PERAH) 

Ruminansia besar adalah kelompok hewan ruminansia yang berukuran tubuh besar dan biasanya memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama di sub sektor peternakan. Di Indonesia umumnya yang termasuk ruminansia besar antara lain sapi (seperti sapi potong dan sapi perah) dan kerbau (jerbau rawa dan kerbau sungai). Istilah di dunia peternakan, "ruminansia besar" biasanya merujuk ke sapi dan kerbau, karena mereka digunakan untuk produksi daging, susu, dan tenaga kerja (seperti membajak sawah).

Ternak ruminansia besar yang dimiliki Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPKH) Cinagara yaitu sapi perah, digunakan sebagai sarana/fasilitas praktikum bagi peserta pelatihan, terutama yang bertema kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), maupun agribisnis peternakan. Data populasi ternak sapi perah yang dimiliki BBPKH Cinagara disajikan pada Tabel 1.

 

Tabel 1.  Data Populasi Ternak Sapi Perah Di BBPKH Cinagara

No. Klasifikasi Jumlah (Ekor) Jumlah (ST*)

1 Induk 16

(Laktasi 7 Ekor dan Kering Kandang 9 Ekor) 16

2 Jantan Dewasa 3 3

3 Dara Bunting 4 2

4 Dara 6 3

5 Jantan Muda 1 0,5

6 Pedet 3

(Jantan 2 Ekor dan Betina 1 Ekor) 0,75

Total 33 25,25

Sumber: Recording per April 2025.

*) Keterangan: ST = Satuan Ternak (Susanti, B., 2018).

 

Sapi perah induk sebanyak 16 ekor yang terdiri dari induk laktasi 7 ekor dan induk kering kendang 9 ekor, menghasilkan rataan produksi susu 9 liter/ekor/hari dengan kisaran 7 – 11 liter/ekor/hari. Total produksi susu per hari sebanyak 63 liter, diberikan kepada pedet sebanyak 6 liter/ekor/hari (18 liter/hari), sisanya 45 liter dijual kepada pelanggan.

 

Gambar 2. Sapi Perah - Laktasi

(Sumber: Koleksi Pribadi)

  

Gambar 3. Sapi Perah – Kering Kandang

(Sumber: Koleksi Pribadi)

 

Gambar 4. Sapi Perah – Jantan Muda / Dara

(Sumber: Koleksi Pribadi)

 

Gambar 5. Sapi Perah – Pedet

(Sumber: Koleksi Pribadi)

 

B. POPULASI RUMINANSIA KECIL (KAMBING DAN DOMBA) 

Ruminansia kecil adalah kelompok hewan ruminansia yang berukuran tubuh lebih kecil dibanding ruminansia besar. Contoh hewan ruminansia kecil adalah: kambing, domba, dan rusa kecil (seperti kijang). Biasanya, ruminansia kecil lebih cepat berkembang biak, lebih lincah, dan butuh pakan yang lebih sedikit dibandingkan ruminansia besar. Kambing dan domba juga sering dipelihara untuk tujuan produksi daging, susu, bulu (seperti wol dari domba), atau keperluan budaya dan keagamaan.

Ternak ruminansia kecil yang dimiliki Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPKH) Cinagara yaitu kambing dan domba, digunakan sebagai sarana/fasilitas praktikum bagi peserta pelatihan, terutama yang bertema kesehatan hewan (keswan), kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet), maupun agribisnis peternakan. Data populasi ternak kambing dan domba yang dimiliki BBPKH Cinagara disajikan pada Tabel 2.

 

Tabel 2. Data Populasi Ternak Kambing dan Domba Di BBPKH Cinagara

KAMBING Ekor ST DOMBA Ekor ST Total Ekor Total ST

Dewasa (> 1 tahun) 34 4,760 Dewasa (> 1 tahun) 19 2,660 53 7,420

Betina 22 3,080 Betina 14 1,960 36 5,040

Jantan 12 1,680 Jantan 5 0,700 17 2,380

Muda (0,5 - 1 tahun) 5 0,350 Muda (0,5 - 1 tahun) 5 0,350 10 0,700

Betina 2 0,140 Betina 4 0,280 6 0,420

Jantan 3 0,210 Jantan 1 0,070 4 0,280

KAMBING Ekor ST DOMBA Ekor ST Total Ekor Total ST

Cempe (< 0,5 tahun) 7 0,245 Cempe (< 0,5 tahun) 0 0,000 7 0,245

Betina 3 0,105 Betina 0 0,000 3 0,105

Jantan 4 0,140 Jantan 0 0,000 4 0,140

Jumlah 46 5,355 Jumlah 24 3,010 70 8,365

Total Ekor 70

Total ST 8,365

Sumber: Recording per April 2025.

*) Keterangan: ST = Satuan Ternak (Susanti, B., 2018).

 

 

Gambar 6. Kambing – Kandang Umbaran

(Sumber: Koleksi Pribadi)

 

Menurut Susanti (2018) manfaat Satuan Ternak (disingkat ST) adalah untuk menyederhanakan dan menyetarakan jumlah ternak yang berbeda jenis dan ukuran ke dalam satu ukuran standar, agar lebih mudah dihitung, dibandingkan, dan dikelola. Lebih rinci beberapa manfaat ST yaitu:

1. Membandingkan berbagai jenis ternak, misalnya, 1 ekor sapi dan beberapa ekor kambing bisa dibandingkan kapasitas pakan dan ruangnya menggunakan ST.

2. Menghitung kapasitas lahan, serta membantu menentukan berapa banyak ternak yang bisa dipelihara di suatu area tanpa merusak lingkungan atau menghabiskan pakan (carrying capacity).

3. Membuat perencanaan usaha peternakan, serta mempermudah perhitungan kebutuhan pakan, kebutuhan kandang, manajemen kesehatan hewan, dan estimasi produksi utama (daging dan susu) dan produksi sampingan (kompos).

4. Penghitungan statistik, sehingga data nasional tentang jumlah ternak sering dilaporkan dalam satuan ternak agar lebih seragam dan tidak membingungkan.

5. Mengelola program bantuan pemerintah, misalnya jika ada program bantuan 100 ST, bisa disesuaikan antara kombinasi sapi, kambing, dan domba berdasarkan kebutuhan daerah.

 

Tabel 3. Standar Satuan Ternak

No. Jenis Ternak Kelompok Umur Umur Satuan Ternak

1 Sapi / Kerbau Dewasa

Muda

Anak > 2 Tahun

1 – 2 Tahun

< 1 Tahun 1,00

0,50

0,25

2 Kambing / Domba Dewasa

Muda

Anak > 1 Tahun

0,5 – 1 Tahun

< 0,5 Tahun 0,14

0,07

0,035

3 Babi Dewasa

Muda

Anak > 1 Tahun

0,5 – 1 Tahun

< 0,5 Tahun 0,40

0,20

0,10

4 Ayam Dewasa (100 ekor)

Muda (100 ekor)

Anak (100 ekor) > 0,5 Tahun

2 – 6 Bulan

< 2 Bulan 1,00

0,50

0,25

Sumber: Susanti, B. (2018).

 

 

 

Gambar 7. Kambing – Kandang Penggemukan

(Sumber: Koleksi Pribadi)

DAFTAR PUSTAKA

 

Ako, A., Baba, S., Fatma, F., Jamila, J., and Rusdy, M. 2016. Effect of complete feed silage made from agricultural waste on milk yield and quality of dairy cows. OnLine Journal of Biological Sciences, 16(4), 159–164. 

Anonimous. 2001. Pengawetan Hijauan untuk Pakan Ternak (Silase). Proyek Peningkatan Teknologi Sapi Perah. Direktorat Jenderal Peternakan. Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat. JICA Japan, Bandung.

Anonimous. 2017. Silase Pakan Lengkap (Complete Feed Silage) untuk Sapi Potong. Balai Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Anonimous. 2019. Teknologi Pembuatan Silase. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Anonimous. 2020. Pedoman Teknis Pemberdayaan Hijauan Pakan Ternak. Kementerian Pertanian.

Anonimous. 2020. Teknologi Pembuatan Pakan Lengkap Fermentasi. Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Badan PPSDM Pertanian, Kementerian Pertanian.

Anonimous. 2022. Teknologi Pengawetan Pakan: Silase dan Hay. Balai Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Anonimous. 2023. Modul Pelatihan Teknologi Pakan Fermentasi. Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan PPSDM Pertanian Kementerian Peratnian.

Budihardjo, M. A., Huboyo, H. S., Puspita, A. S., dan Hutagaol, J. D. C. 2023. Utilization of Bokashi Composting and Animal Feed Silage for Sustainable Agricultural Waste Management and Environmental Impact Analysis. Global NEST Journal, 25(9), 1-10. 

Budiono, S. 2018. Satuan Ternak dan Koefesien Teknis. https://slideplayer.info/slide/ 12830255/ 

Hardianto, R. 2000. Teknologi Complete Feed sebagai Alternatif Pakan Ternak Ruminansia. Makalah BPTP Jawa Timur, Malang.

Kartiwi, D. et al. 2016. Kajian Karakteristik Nutrisi Rumput King Grass sebagai Pakan Hijauan. Prosiding Seminar Nasional Peternakan.

Kearl, L. C. 1982. Nutrient Requirements of Ruminants in Developing Countries. Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University.

Kung, L., and Shaver, R. 2001. Interpretation and use of silage fermentation analysis reports. Focus on Forage, 3(13).

Mc. Donald, P., Henderson, A. R., and Heron, S. J. E. 1991. The Biochemistry of Silage. 2nd Ed. Chalcombe Publications.

Muck, R. E. 2010. Silage microbiology and its control through additives. Revista Brasileira de Zootecnia, 39, 183-191.

Nurfadillah, et al. 2018. Produktivitas dan Kualitas Nutrisi Rumput King Grass pada Berbagai Umur Panen. Jurnal Ilmu Peternakan Indonesia.

Permentan No. 17 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Sarana dan Prasarana Peternakan.

Priyanto, R. 2021. Manajemen Pakan Berbasis Hijauan. AgroMedia, Yogyakarta.

Sangadji, I. 2020. Nutritional Quality and Fiber Fraction of Complete Feed Silage Based on Sago By-Products, Imperata Cylindrica and Leucaena Leucocephala. Buletin Peternakan, 44(4), 1-8. 

Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sutama, I. K. 2022. Silase sebagai Solusi Pakan Ternak di Musim Kemarau. Jurnal Ilmu Ternak, 15(2).

Wahyono, D. E. 2000. Pengkajian Teknologi Complete Feed pada Usaha Penggemukan Domba. Laporan Hasil Penghkajian BPTP Jawa Timur, Malang.