Kementan Tingkatkan Kompetensi Petugas Medik Veteriner Melalui Pelatihan Dasar
![]() |
![]() |
Pembaca Layar
BBPKH CINAGARA – Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatakan kompetensi SDM pertanian diseluruh wilayah Indonesia, terutama pada kompetensi-kompetensi krusial yang harus memiliki tingkat kinerja, keterampilan , keahlian, serta manajerial yang mumpuni.
Salah satu yang menjadi fokus kementerian pertanian, pada bidang medik veteriner. Hal ini dikarenakan kompetensi ini merupakan garda terdepan dalam pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan.
Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman mengatakan Kementan mendapatkan amanah untuk menyukseskan prioritas nasional pada program nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, serta ketahanan pangan.
“Berdasarkan hal tersebut, kami akan menekankan program kerja pada upaya membangun SDM pertanian dengan menyelenggarakan pelatihan berkualitas dan membangun infrastruktur penunjang”, kata Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengungkapkan pengembangan SDM pertanian merupakan kunci penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertanian maupun peternakan Indonesia.
“SDM yang berkualitas akan mampu menerapkan teknologi baru, berinovasi, dan mengembangkan usaha pertanian yang lebih modern dan efisien, serta mampu memberikan pelyananan yang prima kepada masyrakat,” ungkap Santi.
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara yang merupakan UPT pelatihan di bidang kesehatan hewan di bawah BPPSDMP, Kementerian Pertanian, kembali menginplementasikan tujuan dan fokus kementerian pertanian dalam mengembangkan kompetensi SDM pertanian dengan menyelenggarakan pelatihan dasar fungsional medik veteriner selama 21 hari, 165 JP @45 menit, pada 6 hingga 26 Februari 2025.
![]() |
![]() |
Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta dari 10 Provinsi di Indonesia (Provinsi Jawa Barat (6), Provinsi Jawa Tengah (7), Provinsi Jawa Timur (4), Provinsi Sumatera Selatan (1), Provinsi Jambi (1), Provinsi Bengkulu (3), Provinsi Riau (1), Provinsi Kalimantan Selatan (1), Provinsi Kalimantan Timur (5), Provinsi Kalimatan Tengah (1)).
Pelatihan dasar fungsional medik veteriner ini dilaksanakan secara blended learning yang mana gabungan dari daring dan luring. Pola dan metode pelatihan ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan metode dan pola pembelajaran ini memungkinkan dapat diakukan dimana saja dan kapan saja selagi terhubung dengan koneksi internet.
Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara mengungkapkan pelatihan-pelatihan yang sudah berbasis e-learning ini memungkinkan untuk dapat terus dikebangakan dan dapat menjangkau seluruh sdm pertanian tanpa mengenal ruang dan waktu sehingga penyebaran informasi dan pengetauan akas emakin cepat.
”Metode pembelajaran berbasis e-learning ini menjadi penting ditengah era digitalisasi ini, kita harus terus dapat beradaptasi mengikuti perkembangan teknologi mengingat dunia digital membawa perubahan besar terhadap cara kita belajar, kita dapat belajar dimana saja dan kapan saja tidak terbatas pada ruang dan waktu”, ujar Made.
“Selain itu dengan penerapan metode blended learning ini juga memungkinkan kita dapat mengefisienkan waktu dan biaya perjalanan,” sambung Made.
Lebih lanjut Made mengungkapkan dengan metode seperti ini diharapkan nantinya para peserta pelatihan dasar fungsional medik veteriner ini lebih interaktif ketika berkomunikasi dengan para pengajar sehingga tidak ada pembelajaran yang terlewat sehingga mendapatkan pegetahuan yang utuh, yang nantinya dapat di perjelas lagi ketika tatap muka secara lagsung dengan widyaiswara pengajar di BBPKH Cinagara.
“Harapannya para peserta nantinya dapat aktif bertanya dan jangan sampai ada yang meninggalkan kelas onine selama widyaiswara sedang mengajar sehingga semua ilmu dan informasi dapat diperoleh secara utuh tidak ada yang hilang, sehingga nanatinya dapat di perkuat lagi secara langsung di balai kami, mengingat sangat pentingnya tugas dari petugas medik veteriner di lapangan”, pungkas Made