Perkembangan Teknologi Pakan

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara)

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha peternakan, mencapai lebih dari 60-70% dari total biaya produksi. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan sangat ditentukan oleh efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan pakan. Semakin tinggi efisiensi penggunaan pakan, semakin besar pula keuntungan yang dapat diperoleh peternak, baik pada usaha ternak ruminansia maupun nonruminansia.

Namun demikian, penyediaan pakan menghadapi berbagai tantangan. Pertama, keterbatasan bahan baku yang kompetitif dengan kebutuhan manusia dan industri lain, seperti jagung dan kedelai. Kedua, rendahnya efisiensi nutrisi akibat keterbatasan daya cerna bahan pakan, tingginya kandungan serat, atau adanya zat antinutrisi. Ketiga, isu lingkungan yang semakin mengemuka, di mana sektor peternakan sering dikaitkan dengan tingginya emisi gas rumah kaca dan timbulan limbah organik. Kondisi ini menuntut adanya terobosan dalam pengelolaan pakan agar tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi, tetapi juga mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.

Dalam konteks ini, teknologi pakan memiliki peran penting dalam menjawab berbagai tantangan tersebut. Melalui perkembangan teknologi, formulasi pakan dapat disesuaikan secara presisi dengan kebutuhan ternak, pemanfaatan limbah pertanian dapat dioptimalkan menjadi pakan bernutrisi, serta aditif pakan inovatif seperti enzim, probiotik, dan fitobiotik dapat meningkatkan kecernaan dan kesehatan ternak. Lebih jauh, digitalisasi melalui sistem smart feeding berbasis IoT dan analisis data memungkinkan peternak mengatur pemberian pakan secara lebih efisien. Dengan demikian, teknologi pakan bukan hanya mendukung peningkatan produktivitas, tetapi juga menjadi kunci dalam mewujudkan sistem peternakan yang berkelanjutan...Selengkapnya...